Minggu, 20 Juli 2014

Sejarah : 7 Kabinet pada Masa Demokrasi Liberal


Kabinet – Kabinet Selama Demokrasi Liberal

     1.            Kabinet Natsir (6 September 1950 – 21 Maret 1951)
No
Jabatan
Nama Menteri
Partai Politik
1
Non partai
2
Non partai
3
4
Non partai
5
6
Faksi Demokratik
7
8
9
10
11
12
Non partai
13
14
15
16
Non partai
17

Program kerja :
a.    Menggiatkan usaha keamanan dan ketentraman.
b.    Mencapai konsolidasi dan menyempurnakan susunan pemerintahan.
c.    Menyempurnakan organisasi Angkatan Perang.
d.   Mengembangkan dan memperkuat ekonomi rakyat.
e.    Memperjuangkan penyelesaian masalah Irian Barat.
Hasil : Berlangsung perundingan antara Indonesia-Belanda untuk pertama kalinya mengenai masalah Irian Barat.




      2.            Kabinet Sukiman (26 April 1951 – 23 Februari 1952)
No
Jabatan
Nama Menteri
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Menteri Muda Perhubungan
10
11
12
13
14
15
(a.i.)FL Tobing
16
17
Sudibjo
(Urusan Kesejahteraan Umum)
Mohammad Hanafiah
(Urusan Agraria)
 Program Kerja :
a.         Bidang keamanan, menjalankan tindakan – tindakan yang tegas sebagai negara hukum untuk menjamin keamanan dan ketentraman.
b.        Sosial – ekonomi, mengusahakan kemakmuran rakyat secepatnya dan memperbaruhi hukum agraria agar sesuai dengan kepentingan petani. Juga mempercepat usaha penempatan bekas pejuang di lapangan usaha.
c.          Mempercepat persiapan – persiapan pemilihan umum.
d.         Di bidang politik luar negri: menjalankan politik luar negri secara bebas – aktif serta memasukkan Irian Barat ke dalam wilayah RI secepatnya.
e.         Di bidang hukum, menyiapkan undang – undang tentang pengakuan serikat buruh, perjanjian kerja sama,penetapan upah minimum,dan penyelesaian pertikaian buruh.
Hasil   :  Tidak terlalu berarti sebab programnya melanjtkan program Natsir hanya saja terjadi perubahan skala prioritas dalam pelaksanaan programnya, seperti awalnya program Menggiatkan usaha keamanan dan ketentraman selanjutnya diprioritaskan untuk menjamin keamanan dan ketentraman.

     3.            Kabinet Wilopo ( 30 April 1952 – 2 Juni 1953)
No
Jabatan
Nama Menteri
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Menteri Muda Perhubungan
10
11
12
13
14
15
FL Tobing
16
17
Sudibjo
(Urusan Kesejahteraan Umum)
Mohammad Hanafiah
(Urusan Agraria)
Program Kerja   :
1.      Meningkatkan keamanan dan kemakmuran serta segera menyelenggarakan Pemilu.
  1. Pembebasan Irian Barat secepatnya.
  2. Pelaksanaan politik bebas-aktif dan peninjauan kembali persetujuan KMB.
  3. Penyelesaian Pertikaian politik
Hasil    :
·            Persiapan Pemilihan Umum untuk memilih anggota parlemen yang akan diselenggarakan pada 29 September 1955.
·            Menyelenggarakan Konferensi Asia-Afrika tahun 1955.


Penyebab Jatuhnya Kabinet Wilopopo :
a)         Munculnya gerakan separatis di beberapa daerah dan masalah angkatan perang
b)        Beberapa daerah di Sumatera dan Sulawesi tidak puas terhadap pemerintah pusat
c)         Munculnya peristiwa 17 Oktober 1952 akibat ikut campur tangan parlemen terhadap masalah internal Angkatan Darat
d)        Keluarnya mosi tidak percaya dai Sidik KErtapati atas penyelesaian kasus tanah perusahaan asin di Tanjung Morawa, Sumatera Utara

     4.            Kabinet Ali I (30 Juli 1953 -24 Juli 1955)
No
Jabatan
Nama Menteri
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Menteri Muda Perhubungan
10
11
12
13
14
15
(a.i.)FL Tobing
16
17
Sudibjo
(Urusan Kesejahteraan Umum)
Mohammad Hanafiah
(Urusan Agraria)
Program Kerja :
a.       Meningkatkan keamanan dan kemakmuran serta segera menyelenggarakan Pemilu.
b.      Pembebasan Irian Barat secepatnya.
c.       Pelaksanaan politik bebas-aktif dan peninjauan kembali persetujuan KMB.
d.      Penyelesaian Pertikaian politik
Hasil :
·            Persiapan Pemilihan Umum untuk memilih anggota parlemen yang akan diselenggarakan pada 29 September 1955.
·            Menyelenggarakan Konferensi Asia-Afrika tahun 1955.
     5.            Kabinet Burhanuddin Harahap (12 Agustus 1955 – 3 Maret 1965)
No
Jabatan
Nama Menteri
1
2
3
4
Burhanuddin Harahap
5
6
7
8
10
11
Menteri Muda Perhubungan
12
13
14
15
16
17
18
19
Program kerja  :
1.         Mengembalikan kewibawaan pemerintah, yaitu mengembalikan kepercayaan Angkatan Darat dan masyarakat kepada pemerintah.
2.         Melaksanakan pemilihan umum menurut rencana yang sudah ditetapkan dan mempercepat terbentuknya parlemen baru
3.         Masalah desentralisasi, inflasi, pemberantasan korupsi
4.         Perjuangan pengembalian Irian Barat
5.         Politik Kerjasama Asia-Afrika berdasarkan politik luar negeri bebas aktif.






Hasil  :
  • Penyelenggaraan pemilu pertama yang demokratis pada 29 September 1955 (memilih anggota DPR) dan 15 Desember 1955 (memilih konstituante). Terdapat 70 partai politik yang mendaftar tetapi hanya 27 partai yang lolos seleksi. Menghasilkan 4 partai politik besar yang memperoleh suara terbanyak, yaitu PNI, NU, Masyumi, dan PKI.
  • Perjuangan Diplomasi Menyelesaikan masalah Irian Barat dengan pembubaran Uni Indonesia-Belanda.
  • Pemberantasan korupsi dengan menangkap para pejabat tinggi yang dilakukan oleh polisi militer.
  • Terbinanya hubungan antara Angkatan Darat dengan Kabinet Burhanuddin.
  • Menyelesaikan masalah peristiwa 27 Juni 1955 dengan mengangkat Kolonel AH Nasution sebagai Staf Angkatan Darat pada 28 Oktober 1955.
     6.            Kabinet Ali II (20 Maret 1956 – 14 Maret 1957)
Daftar nama anggota :
No
Jabatan
Nama Menteri
1
2
3
4
(a.i.)Ali Sastroamidjojo
5
6
7
8
Menteri Muda Perdagangan
9
Menteri Muda Pertanian
10
Menteri Muda Perhubungan
11
12
13
14
15
16
17
18
Djuanda
(Urusan Perencanaan)
Rusli Abdul Wahid
(Urusan Umum)
Dahlan Ibrahim
(Urusan Bekas Pejuang Kemerdekaan)
Program kerja kabinet ini disebut Rencana Pembangunan Lima Tahun yang memuat program jangka panjang, sebagai berikut :
1.        Perjuangan pengembalian kekuasaan de facto Indonesia atas Irian Barat dan membangun Provinsi Irian Barat
2.        Pembentukan daerah-daerah otonomi dan mempercepat terbentuknya anggota-anggota DPRD.
3.        Mengusahakan perbaikan nasib kaum buruh dan pegawai.
4.        Menyehatkan perimbangan keuangan negara.
5.        Mewujudkan perubahan ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional berdasarkan kepentingan rakyat.
6.        Memperluas dan meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran.
Selain itu program pokoknya adalah,
·            Pembatalan KMB,
·            Pemulihan keamanan dan ketertiban, pembangunan lima tahun, menjalankan politik luar negeri bebas aktif, memperkuat pertahanan.
·            Melaksanakan keputusan KAA.
Hasil  :  Mendapat dukungan penuh dari presiden dan dianggap sebagai titik tolak dari periode planning and investment, hasilnya adalah Pembatalan seluruh perjanjian KMB.




     7.            Kabinet Djuanda (9 April 1957 – 9 Juli 1959)

No
Jabatan
Nama Menteri
1
2
3
4
Djuanda
5
6
7
8
9
Prof. Drs. Soenardjo
10
11
12
13
14
15
J. Leimena
16
17
18
19
20
21
FL Tobing
(Urusan Hubungan Antar Daerah)
Chaerul Saleh
(Urusan Veteran)
FL Tobing
(Urusan Transmigrasi)
Suprajogi
(Urusan Stabilitasi Ekonomi)
Wahid Wahab
(Urusan Kerjasama Sipil-Militer)






Program Kerja    :
Programnya disebut Panca Karya sehingga sering juga disebut sebagai Kabinet Karya, programnya yaitu :
  • Membentuk Dewan Nasional
  • Normalisasi keadaan Republik Indonesia
  • Melancarkan pelaksanaan Pembatalan KMB
  • Perjuangan pengembalian Irian Jaya
  • Mempergiat/mempercepat proses Pembangunan
Semua itu dilakukan untuk menghadapi pergolakan yang terjadi di daerah, perjuangan pengembalian Irian Barat, menghadapi masalah ekonomi serta keuangan yang sangat buruk.
Hasil    :
  • Mengatur kembali batas perairan nasional Indonesia melalui Deklarasi Djuanda, yang mengatur mengenai laut pedalaman dan laut teritorial. Melalui deklarasi ini menunjukkan telah terciptanya Kesatuan Wilayah Indonesia dimana lautan dan daratan merupakan satu kesatuan yang utuh dan bulat.
  • Terbentuknya Dewan Nasional sebagai badan yang bertujuan menampung dan menyalurkan pertumbuhan kekuatan yang ada dalam masyarakat dengan presiden sebagai ketuanya. Sebagai titik tolak untuk menegakkan sistem demokrasi terpimpin.
  • Mengadakan Musyawarah Nasional (Munas) untuk meredakan pergolakan di berbagai daerah. Musyawarah ini membahas masalah pembangunan nasional dan daerah, pembangunan angkatan perang, dan pembagian wilayah RI.
  • Diadakan Musyawarah Nasional Pembangunan untuk mengatasi masalah krisis dalam negeri tetapi tidak berhasil dengan baik.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar